TUGAS 5 PENGEMBANGAN SUMBER DAYA
AIR
KUANTITAS DAN KUALITAS AIR
OLEH :
KAMAJAYA MAULUD
16 630 070
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DAYANU IKHSANUDDIN
BAUBAU
2018
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang
banyak, bahkan oleh semua mahkluk hidup. Menurut perhitungan WHO di negara-negara maju tiap orang memerlukan air
antara 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara-negara berkembang, termasuk
Indonesia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari. Diantara
kegunaan-kegunaan air tersebut yang sangat penting adalah kebutuhan untuk minum
(termasuk untuk masak) air harus mempunyai persyaratan khusus agar air tersebut
tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.
Masalah utama yang dihadapi oleh sumber daya air meliputi kuantitas air
yang sudah tidak mampu memenuhi kebutuhan yang terus meningkat dan kualitas air
untuk keperluan domestic yang semakin menurun. Kegiatan industri, domestik, dan
kegiatan lain berdampak negatif terhadap sumber daya air, antara lain
menyebabkan penurunan kualitas air. Kondisi ini dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan, dan bahaya bagi semua mahkluk hidup yang bergantung pada sumber daya
air tersebut. Adapun menjadi permasalahan dalam makalah
ini yaitu untuk mengetahui kuantitas dan kualitas air dalam kehidupan
masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun
rumusan makalah pada makalah ini adalah bagaimana kuantitas dan kualitas air
dalam kehidupan masyarakat.
C. Tujuan
Adapun tujuan
pada makalah ini adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas air dalam
kehidupan masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kuantitas Air
Kuantitas
merupakan jumlah air yang tersedia dan siap digunakan oleh masyarakat dengan
ketentuan bahwa: Air minum yang dikonsumsi oleh penduduk baik di desa maupun di
kota harus memperhatikan kualitas maupun kuantitasnya. Ditinjau dari jumlah atau kuantitas air yang dibuthkan manusia,
kebutuhan dasar air bersih adalah jumlah air bersih minimal yang perlu
disediakan agar manusia dapat hidup secara layak yaitu dapat memperoleh air
yang diperlukan untuk melakukan aktivitas dasar sehari-hari (Sunjaya dalam Karsidi,
1999 : 18). Ditinjau dari segi kuantitasnya, kebutuhan air rumah tangga menurut
Sunjaya adalah:
1.
Kebutuhan air
untuk minum dan mengolah makanan 5 liter / orang perhari.
2.
Kebutuhan air
untuk higien yaitu untuk mandi dan membersihkan dirinya 25 – 30 liter/orang
perhari.
3.
Kebutuhan air
untuk mencuci pakaian dan peralatan 25 – 30 liter / orang perhari.
4.
Kebutuhan air
untuk menunjang pengoperasian dan pemeliharaan fasilitas sanitasi atau
pembuangan kotoran 4 – 6 liter / orang perhari, sehingga total pemakaian
perorang adalah 60 – 70 liter / hari di kota. Banyaknya pemakaian air tiap
harinya untuk setiap rumah tangga berlainan, selain pemakaian air tiap harinya
tidak tetap banyak keperluan air bagi tiap orang atau setiap rumah tangga itu
masih tergantung dari beberapa faktor diantaranya adalah pemakaian air di
daerah panas akan lebih banyak dari pada di daerah dingin, kebiasaan hidup
dalam rumah tangga misalnya ingin rumah dalam keadaan bersih selalu dengan
mengepel lantai dan menyiram halaman, keadaan sosial rumah tangga semakin mampu
atau semakin tinggi tingkat sosial kehidupannya semakin banyak menggunakan air
serta pemakaian air dimusim panas akan lebih banyak dari pada dimusim hujan.
A. Pengertian
Kualitas Air
Sedangkan
pengertian kualitas adalah conformance to requirement, yaitu sesuai dengan yang
disyaratkan atau distandarkan. Mutu air adalah kondisi kualitas air yang diukur
dan atau diuji berdasarkan parameter- parameter tertentu dan metoda tertentu
berdasarkan peraturan perundang¬undangan yang berlaku. Kriteria mutu air adalah
tolok ukur mutu air untuk setiap kelas air.
B. Persyaratan
Kualitas Air
Parameter
Kualitas Air yang digunakan untuk kebutuhan manusia haruslah air yang tidak
tercemar atau memenuhi persyaratan fisika, kimia, dan biologis.
1. Persyaratan
Fisika Air
Air
yang berkualitas harus memenuhi persyaratan fisika sebagai berikut:
a. Jernih
atau tidak keruh
Air yang keruh
disebabkan oleh adanya butiran-butiran koloid dari tanah liat. Semakin banyak
kandungan koloid maka air semakin keruh.
b. Tidak
berwarna
Air untuk keperluan
rumah tangga harus jernih. Air yang berwarna berarti mengandung bahan-bahan lain
yang berbahaya bagi kesehatan.
c. Rasanya
tawar
Secara fisika, air bisa
dirasakan oleh lidah. Air yang terasa asam, manis, pahit atau asin menunjukan
air tersebut tidak baik. Rasa asin disebabkan adanya garam-garam tertentu yang
larut dalam air, sedangkan rasa asam diakibatkan adanya asam organik maupun
asam anorganik.
d. Tidak berbau
Air yang baik memiliki
ciri tidak berbau bila dicium dari jauh maupun dari dekat. Air yang berbau
busuk mengandung bahan organik yang sedang mengalami dekomposisi (penguraian)
oleh mikroorganisme air.
e. Temperaturnya
normal
Suhu air sebaiknya
sejuk atau tidak panas terutama agar tidak terjadi pelarutan zat kimia yang ada
pada saluran/pipa, yang dapat membahayakan kesehatan dan menghambat pertumbuhan
mikro organisme.
f. Tidak
mengandung zat padatan
Air minum mengandung zat padatan yang
terapung di dalam air.
2. Persyaratan Kimia
Kandungan zat atau mineral yang
bermanfaat dan tidak mengandung zat beracun.
1) pH
(derajat keasaman)
Penting dalam proses
penjernihan air karena keasaman air pada umumnya disebabkan gas Oksida yang
larut dalam air terutama karbondioksida. Pengaruh yang menyangkut aspek
kesehatan dari pada penyimpangan standar kualitas air minum dalam hal pH yang
lebih kecil 6,5 dan lebih besar dari 9,2 akan tetapi dapat menyebabkan beberapa
senyawa kimia berubah menjadi racun yang sangat mengganggu kesehatan.
2) Kesadahan
Kesadahan ada dua macam
yaitu kesadahan sementara dan kesadahanvnonkarbonat (permanen). Kesadahan
sementara akibat keberadaan Kalsium dan Magnesium bikarbonat yang dihilangkan
dengan memanaskan air hingga mendidih atau menambahkan kapur dalam air.
Kesadahan nonkarbonat (permanen) disebabkan oleh sulfat dan karbonat, Chlorida
dan Nitrat dari Magnesium dan Kalsium disamping Besi dan Alumunium. Konsentrasi
kalsium dalam air minum yang lebih rendah dari 75 mg/l dapat menyebabkan
penyakit tulang rapuh, sedangkan konsentrasi yang lebih tinggi dari 200 mg/l
dapat menyebabkan korosifitas pada pipa-pipa air. Dalam jumlah yang lebih kecil
magnesium dibutuhkan oleh tubuh untuk pertumbuhan tulang, akan tetapi dalam
jumlah yang lebih besar 150 mg/l dapat menyebabkan rasa mual.
3) Besi
Air yang mengandung
banyak besi akan berwarna kuning dan menyebabkan rasa logam besi dalam air,
serta menimbulkan korosi pada bahan yang terbuat dari metal. Besi merupakan
salah satu unsur yang merupakan hasil pelapukan batuan induk yang banyak
ditemukan diperairan umum. Batas maksimal yang terkandung didalam air adalah
1,0 mg/l.
4) Aluminium
Batas maksimal yang
terkandung didalam air menurut Peraturan Menteri Kesehatan No 82 / 2001 yaitu
0,2 mg/l. Air yang mengandung banyak aluminium menyebabkan rasa yang tidak enak
apabila dikonsumsi.
5) Zat
organic
Larutan zat organik
yang bersifat kompleks ini dapat berupa unsur hara makanan maupun sumber energi
lainnya bagi flora dan fauna yang hidup di perairan
6) Sulfat
Kandungan sulfat yang
berlebihan dalam air dapat mengakibatkan kerak air yang keras pada alat merebus
air (panci / ketel)selain mengakibatkan bau dan korosi pada pipa. Sering
dihubungkan dengan penanganan dan pengolahan air bekas.
7) Nitrat
dan nitrit
Pencemaran air dari
nitrat dan nitrit bersumber dari tanah dan tanaman. Nitrat dapat terjadi baik
dari NO2 atmosfer maupun dari pupuk-pupuk yang digunakan dan dari oksidasi NO2
oleh bakteri dari kelompok Nitrobacter. Jumlah Nitrat yang lebih besar dalam
usus cenderung untuk berubah menjadi Nitrit yang dapat bereaksi langsung dengan
hemoglobine dalam daerah membentuk methaemoglobine yang dapat menghalang
perjalanan oksigen didalam tubuh.
8) Klorida
Dalam konsentrasi yang layak, tidak
berbahaya bagi manusia. Chlorida dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk
desinfektan namun apabila berlebihan dan berinteraksi dengan ion Na+ dapat
menyebabkan rasa asin dan korosi pada pipa air.
9) Zink
atau Zn
Batas maksimal Zink yang terkandung
dalam air adalah 15 mg/l. penyimpangan terhadap standar kualitas ini
menimbulkan rasa pahit, sepet, dan rasa mual. Dalam jumlah kecil, Zink
merupakan unsur yang penting untuk metabolisme, karena kekurangan Zink dapat
menyebabkan hambatan pada pertumbuhan anak.
2. Persyratan
mikrobiologis
Persyaratan
mikrobiologis yangn harus dipenuhi oleh air adalah sebagai berikut:
1) Tidak
mengandung bakteri patogen, missalnya: bakteri golongan coli; Salmonella typhi,
Vibrio cholera dan lain-lain. Kuman-kuman ini mudah tersebar melalui air.
2)
Tidak mengandung
bakteri non patogen seperti: Actinomycetes, Phytoplankton colifprm, Cladocera
dan lain-lain. (Sujudi,1995)
a. COD
(Chemical Oxygen Demand)
COD yaitu suatu uji
yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh bahan oksidan misalnya
kalium dikromat untuk mengoksidasi bahan-bahan organik yang terdapat dalam air
(Nurdijanto, 2000 : 15). Kandungan COD dalam air bersih berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku mutu air minum golongan B
maksimum yang dianjurkan adalah 12 mg/l. apabila nilai COD melebihi batas
dianjurkan, maka kualitas air tersebut buruk.
b.
BOD (Biochemical Oxygen
Demand)
BOD adalah jumlah zat
terlarut yang dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan – bahan
buangan didalam air (Nurdijanto, 2000 : 15). Nilai BOD tidak menunjukkan jumlah
bahan organik yang sebenarnya tetepi hanya mengukur secara relatif jumlah
oksigen yang dibutuhkan. Penggunaan oksigen yang rendah menunjukkan kemungkinan
air jernih, mikroorganisme tidak tertarik menggunakan bahan organik makin
rendah BOD maka kualitas air minum tersebut semakin baik. Kandungan BOD dalam
air bersih menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No 82 / 2001 mengenai baku
mutu air dan air minum golongan B maksimum yang dianjurkan adalah 6 mg/l.
Adanya penyebab penyakit didalam air dapat menyebabkan efek langsung
dalam kesehatan. Penyakit-penyakit ini hanya dapat menyebar apabila mikro
penyebabnya dapat masuk ke dalam air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
Standar
Kualitas Air di Perairan Umum
( Peraturan Pemerintah No.20 Tahun 1990 )
No
|
Parameter
|
Satuan
|
Kadar Maksimum
|
||||
Golongan A
|
Golongan B
|
Golongan C
|
Golongan D
|
||||
FISIKA
|
|||||||
1
|
Bau
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
|
2
|
Jumlah zat padat terlarut
|
Mg/L
|
1000
|
1000
|
1000
|
1000
|
|
3
|
Kekeruhan
|
Skala NTU
|
5
|
||||
4
|
Rasa
|
-
|
|||||
5
|
Warna
|
Skala TCU
|
15
|
||||
6
|
Suhu
|
oC
|
Suhu udara
|
||||
7
|
Daya Hantar Listrik
|
Umhos/cm
|
2250
|
||||
KIMIA anorganik
|
|||||||
1
|
Air raksa
|
Mg/lt
|
0.001
|
0.001
|
0.002
|
0.005
|
|
2
|
Aluminium
|
Mg/lt
|
0.2
|
-
|
|||
3
|
Arsen
|
Mg/lt
|
0.005
|
0.05
|
1
|
1
|
|
4
|
Barium
|
Mg/lt
|
1
|
1
|
|||
5
|
Besi
|
Mg/lt
|
0.3
|
5
|
|||
6
|
Florida
|
Mg/lt
|
0.5
|
1.5
|
1.5
|
||
7
|
Kadmium
|
Mg/lt
|
0.005
|
0.01
|
0.01
|
0.01
|
|
8
|
Kesadahan CaCO3
|
Mg/lt
|
500
|
||||
9
|
Klorida
|
Mg/lt
|
250
|
600
|
0.003
|
||
10
|
Kromium valensi 6
|
Mg/lt
|
0.005
|
0.05
|
0.05
|
1
|
|
11
|
Mangan
|
Mg/lt
|
0.1
|
0.5
|
2
|
||
12
|
Natriun
|
Mg/lt
|
200
|
60
|
|||
13
|
Nitrat sebagai N
|
Mg/lt
|
10
|
10
|
|||
14
|
Nitrit sebagai N
|
Mg/lt
|
1.0
|
1
|
0.06
|
||
15
|
Perak
|
Mg/lt
|
0.05
|
||||
16
|
.Ph
|
6.5 – 8.5
|
5 – 9
|
6 – 9
|
5 – 9
|
||
17
|
Selenium
|
Mg/lt
|
0.01
|
0.01
|
0.05
|
0.05
|
|
18
|
Seng
|
Mg/lt
|
5
|
5
|
0.02
|
2
|
|
19
|
Sianida
|
Mg/lt
|
0.1
|
0.1
|
0.02
|
||
20
|
Sulfat
|
Mg/lt
|
400
|
400
|
|||
21
|
Sulfida sebagao H2S
|
Mg/lt
|
0.05
|
0.1
|
0.002
|
||
22
|
Tembaga
|
Mg/lt
|
1.0
|
1
|
0.02
|
0.1
|
|
23
|
Timbal
|
Mg/lt
|
0.05
|
0.01
|
0.03
|
1
|
|
24
|
Oksigen terlarut (DO)
|
Mg/lt
|
-
|
>=6
|
>3
|
||
25
|
Nikel
|
Mg/lt
|
-
|
0.5
|
|||
26
|
SAR (Sodium Absortion Ratio)
|
Mg/lt
|
-
|
1.5 – 2.5
|
|||
Kimia Organik
|
|||||||
1
|
Aldrin dan dieldrin
|
Mg/lt
|
0.0007
|
0.017
|
|||
2
|
Benzona
|
Mg/lt
|
0.01
|
||||
3
|
Benzo (a) Pyrene
|
Mg/lt
|
0.00001
|
||||
4
|
Chlordane (total isomer)
|
Mg/lt
|
0.0003
|
||||
5
|
Chlordane
|
Mg/lt
|
0.03
|
0.003
|
|||
6
|
2,4 D
|
Mg/lt
|
0.10
|
||||
7
|
DDT
|
Mg/lt
|
0.03
|
0.042
|
0.002
|
||
8
|
Detergent
|
Mg/lt
|
0.5
|
||||
9
|
1,2 Dichloroethane
|
Mg/lt
|
0.01
|
||||
10
|
1,1 Dichloroethane
|
Mg/lt
|
0.0003
|
||||
11
|
Heptachlor heptachlor epoxide
|
Mg/lt
|
0.003
|
0.018
|
|||
12
|
Hexachlorobenzene
|
Mg/lt
|
0.00001
|
||||
13
|
Lindane
|
Mg/lt
|
0.004
|
0.056
|
|||
14
|
Metoxychlor
|
Mg/lt
|
0.03
|
0.035
|
|||
15
|
Pentachlorophenol
|
Mg/lt
|
0.01
|
||||
16
|
Pestisida total
|
Mg/lt
|
0.1
|
||||
17
|
2,4,6 Trichlorophenol
|
Mg/lt
|
0.01
|
||||
18
|
Zat Organik (KMnO4)
|
Mg/lt
|
10
|
||||
19
|
Endrin
|
Mg/lt
|
-
|
0.001
|
0.004
|
||
20
|
Fenol
|
Mg/lt
|
-
|
0.002
|
0.001
|
||
21
|
Karbon kloroform ekstrak
|
Mg/lt
|
-
|
0.05
|
|||
22
|
Minyak dan lemak
|
Mg/lt
|
-
|
Nihil
|
1
|
||
23
|
Organofosfat dan carbanat
|
Mg/lt
|
-
|
0.1
|
0.1
|
||
24
|
PCD
|
Mg/lt
|
-
|
Nihil
|
|||
25
|
Senyawa aktif biru metilen
|
Mg/lt
|
-
|
0.5
|
0.2
|
||
26
|
Toxaphene
|
Mg/lt
|
-
|
0.005
|
|||
27
|
BHC
|
Mg/lt
|
-
|
0.21
|
|||
Mikrobiologik
|
|||||||
1
|
Koliform tinja
|
Jml/100ml
|
0
|
2000
|
|||
2
|
Total koliform
|
Jml/100ml
|
3
|
10000
|
|||
Radioaktivitas
|
|||||||
1
|
Gross Alpha activity
|
Bq/L
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
0.1
|
|
2
|
Gross Beta activity
|
Bq/L
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
1.0
|
|
Adapun
penggolongan air menurut peruntuknnya adalah sebagai berikut :
1. Golongan
A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung, tanpa
pengolahan terlebih dahulu.
2. Golongan
B, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum melalui suatu
pengolahan.
3. Golongan
C, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
4. Golongan
D, yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian, usaha
diperkotaan,industri, dan pembangkit listrik tenaga air.
Kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat kesehatan
agar dapat terhindar dari berbagai penyakit maupun gangguang kesehatan yang
dapat disebabkan oleh air. Untuk mengetahui kualitas air tersebut, perlu
dilakukan pemeriksaan laboratorium yang mencakup antara lain pemeriksaan
bakteriologi air, meliputi Most Probable Number (MPN) dan angka kuman. Pemeriksaan MPN dilakukan untuk
pemeriksaan kualitas air minum, air bersih, air badan, air pemandian umum, air
kolam renang dan pemeriksaan angka kuman pada air PDAM.
Khusus untuk air minum, disyaratkan bahwa tidak mengandung bakteri
patogen, misalnya bakteri golongan E. coli,
Salmonella typhi, Vibrio cholera. Kuman-kuman
ini mudah tersebar melalui air (Transmitted by water) dan tidak mengandung bakteri non-patogen, seperti Actinomycetes dan Cladocera (Soewarno. 2002).
Persyaratan Kualitas air minum secara Bakteriologis
Parameter
|
Satuan
|
Kadar maksimum yang diperbolehkan
|
Keterangan
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1.
Air Minum
|
|||
E. coli atau
Fecal coli
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
1.
Air yang masuk sistem
distribusi
|
|||
E. coli atau Fecal col
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Total Bakteri Coliform
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
1.
Air pada sistem distribusi
|
|||
E. coli atau
Fecal col
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
|
Total Bakteri Coliform
|
Jumlah per 100 ml sampel
|
0
|
Bagi manusia air minum adalah salah satu kebutuhan utama. Mengingat
bahwa berbagai penyakit dapat dibawah oleh air kepada manusia memanfaatkannya,
maka tujuan utama penyediaan air bersih/air minum bagi masyarakat adalah untuk
mencegah penyakit yang dibawah oleh air. Penyediaan air bersih selain kuantitas
kualitasnya pun harus memenuhi standar yang berlaku. Air minum yang memenuhi
baik kuantitas maupun kualitas sangat membantu menurunkan angka kesakitan
penyakit perut terutama penyakit diare. Sehingga pengawasan terhadap kualitas
air minum agar tetap memenuhi syarat-syarat kesehatan berdasarkan Kepmenkes RI
No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air
minum (Depkes, 2002 )
Sumber air merupakan salah satu komponen utama yang ada pada suatu
sistem penyediaan air bersih, karena tanpa sumber air maka suatu system
penyediaan air bersih tidak akan berfungsi (Sutrisno, 2000 : 13). Macam-macam
sumber air yang dapat di manfaatkan sebagai sumber air minum sebagai berikut :
1.
Air laut
Mempunyai sifat
asin, karena mengandung garam NaCl.Kadar garam NaCl dalam air laut 3 % dengan
keadaan ini maka air laut tidak memenuhi syarat untuk diminum.
2.
Air Atmosfer
Untuk menjadikan
air hujan sebagai air minum hendaknya pada waktu menampung air hujan mulai
turun, karena masih mengandung banyak kotoran. Selain itu air hujan mempunyai
sifat agresif terutama terhadap pipa-pipa penyalur maupun bak-bak reservoir,
sehingga hal ini akan mempercepat terjadinya korosi atau karatan. Juga air ini
mempunyai sifat lunak, sehingga akan boros terhadap pemakaian sabun.
3.
Air Permukaan
Air Permukaan
adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi. Pada umumnya air permukaan
ini akan mendapat pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur,
batang-batang kayu, daun-daun, kotoran industri dan lainnya. Air permukaan ada
dua macam yaitu air sungai dan air rawa. Air sungai digunakan sebagai air
minum, seharusnya melalui pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai
ini pada umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi. Debit yang tersedia
untuk memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat mencukupi. Air rawa
kebanyakan berwarna disebabkan oleh adanya zat-zat organik yang telah membusuk,
yang menyebabkan warna kuning coklat, sehingga untuk pengambilan air sebaiknya
dilakukan pada kedalaman tertentu di tengah-tengah.
4.
Air tanah
Air tanah adalah
air yang berada di bawah permukaan tanah didalam zone jenuh dimana tekanan hidrostatiknya
sama atau lebih besar dari tekanan atmosfer (Suyono,1993 :1).
5.
Mata air
Mata air yaitu
air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah dalam hampir tidak
terpengaruh oleh musim dan kualitas atau kuantitasnya sama dengan air dalam.
Sistem penyediaan air bersih meliputi besarnya komponen pokok antara
lain: unit sumber baku, unit pengolahan, unit produksi, unit transmisi, unit
distribusi dan unit konsumsi, yaitu
1)
Unit sumber air
baku merupakan awal dari sistem penyediaan air bersih yang mana pada unit ini
sebagai penyediaan air baku yang bisa diambil dari air tanah, air permukaan,
air hujan yang jumlahnya sesuai dengan yang diperlukan.
2)
Unit pengolahan
air memegang peranan penting dalam upaya memenuhi kualitas air bersih atau
minum, dengan pengolahan fisika, kimia, dan bakteriologi, kualitas air baku
yang semula belum memenuhi syarat kesehatan akan berubah menjadi air bersih atau
minum yang aman bagi manusia.
3)
Unit produksi
adalah salah satu dari sistem penyediaan air bersih yang menentukan jumlah
produksi air bersih atau minum yang layak didistribusikan ke beberapa tandon
atau reservoir dengan sistem pengaliran gravitasi atau pompanisasi.
4)
Unit produksi
merupakan unit bangunan yang mengolah jenis-jenis sumber air menjadi air
bersih.
Adapun beberapa sumber air yang dapat diolah untuk mendapatkan air
bersih, yaitu sumur Dangkal/Dalam Pengolahan tidak lengkap hanya pengolahan Fe,
Mn, dan pembubuhan desinfektan, sungai Pengolahan lengkap bila kekeruhannya
tinggi > 50. danau NTU (Nephelometric Turbidity Unit) Pengolahan tidak
lengkap, bila kekeruhan < 50 NTU, unit transmisi berfungsi sebagai pengantar
air yang diproduksi menuju ke beberapa tandon atau reservoir melalui jaringan
pipa. (Linsay, 1995)
DAFTAR PUSTAKA
http://goresanpenaseru.blogspot.com/2015/11/golongan-kualitas-air-menurut.html#.W_ljp4LvfDc